Musik dan tinjauan hukumnya

Musisi adalah individu yang memainkan alat musik atau menulis sebuah lagu, serta memiliki sebuh kemampuan dalam salah satu atau lebih alat musik.menghabiskan waktu untuk memmpelajari hal – hal tersebut berkaitan dengan musik , menampilkan pertujukan musik, dan mendengarkan musik dengar seksama. Banyak dari mereka yang mencintai musik, benar-benar hidup dari bermusik. Entah bermain dalam sebuah band, menjadi anggota orkestra, menciptakan lagu, hingga membuat musik untuk film, acara televisi atau iklan - ada banyak pilihan karir yang tersedia bagi seorang musisi profesional. Musisi profesional adalah orang yang mahir memainkan sebuah atau beberapa instrumen dan menggunakannya sebagai sumber utama pendapatannya. Umumnya musisi adalah mereka yang juga memiliki pengetahuan akan banyak jenis musik, khususnya musik pop. Mereka bisa bermain solo atau menjadi bagian dari band. Seberapa sering kita mendengar musisi yang digugat karena lagunya menyebut sebuah merek, atau menyinggung seseorang? Lalu bagaimana tindakan pengadilan menghadapi hal semacam itu? Berikut ini adalah cerita musisi yang pernah dituntut karena hal-hal yang sangat aneh, dan bahkan konyol. Di era 90an, band Aqua sangat populer dengan lagu Barbie Girl. Tak perlu waktu lama, perusahaan boneka Mattel ketika kreasi mereka itu diputar di setiap stasiun radio. Mattel dinyatakan tak tertarik dengan kenyataan Aqua memakai ikon terbaik mereka dan menuntut uang dari hal tersebut. Lucunya, kasus itu tenggelam begitu saja, tanpa penyelesaian.

Para hakim pengadilan menyatakan, Kedua pihak diminta untuk tenang. Selain grup band Aqua, aplikasi musik spotify juga berurusan dengan hukum karena lisensi musik. Spotify dituntut gara-gara dianggap tidak membayar lisensi musisi dengan benar. Tuntutan ini dilayangkan oleh Wixen Music Publishing. Spotify telah membangun bisnis bernilai miliaran dolar berkat penulis lagu dan penerbit yang musiknya digunakan oleh Spotify yang dalam banyak kasus tidak mendapatkan dan membayar lisensi yang diperlukan. Sebelum beroperasi di AS, Spotify sudah membuat kesepakatan dengan banyak label rekaman besar. Spotify menjanjikan memberi harga yang sesuai dengan hak cipta rekaman suara dalam lagu. Namun menurut tuntutan, Spotify gagal memenuhi hak yang setara untuk komposisi musik itu. Ini bukan pertama kalinya Spotify dituntut masalah hak cipta. Saat ini Spotify sedang dalam tahap penyelesaian kasus US$ 43 juta yang diajukan pemegang hak musik dan Spotify atau yang biasa dikenal sebagai kasus Ferrick vs Spotify. Sayangnya penyelesaian itu, menurut Wixen tidak cukup memberi kompensasi kepada Wixen atau penulis lagu yang diwakilinya. Selain kedua permasalahan diatas, hal lainnya yang sering bermasalah dalam hukum di dunia musik adalah masalah plagiat. Begitu banyak kasus plagiat yang menimpa para musisi. Menurut KBBI, plagiat adalah pengambilan karangan orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangannya sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri atau dapat disebut menjiplak. Sementara menurut Wikipedia musik plagiat adalah penggunaan musik musisi lain yang diklaim sebagai karya diri sendiri. Plagiarisme musik terbagi ke dalam dua konteks. Pertama, ide musik (melodi atau motif) sementara yang kedua adalah sampling (mengambil sebagian rekaman karya musisi lain yang kemudian menggunakannya ke dalam sebuah lagu). hak cipta mulai mendapat perhatian serius di Amerika sejak adanya Copyright Act of 1976 dan mulai berlaku sekitar tahun 1978.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Hoaks dibuat

India siaga satu kasus pemerkosaan

India siaga satu kasus pemerkosaan part 2